Bandung – Sabtu, 15 Agustus 2020. Di tengah pandemi yang melanda hampir seluruh negara, masing-masing Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19. Adapun upaya mensejahterakan masyarakat yang terkena dampak COVID-19 salah satunya dengan memberikan Bantuan Sosial Tunai (BST).

Kementerian Sosial menggandeng Pos Indonesia untuk menyalurkan BST bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh wilayah Indonesia. Harapannya bantuan ini dapat mengurangi beban ekonomi serta memenuhi kebutuhan pokok bagi masyarakat terdampak.

Dalam pendistribusiannya Pos Indonesia memberikan penanganan khusus bagi lansia, orang yang sakit dan berkebutuhan khusus saat datang ke kantor pos untuk mengambil BST. Hal ini dilakukan karena mereka memiliki tingkat risiko yang tinggi.

Salah satunya adalah, Nenek Subirah (69) yang hidup sebatang kara di wilayah Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Nenek Subirah ditemani dengan salah satu warga bernama Wartono untuk mengambil BST di Kantor Pos.

Sesampainya di Kantor Pos, Wantoro segera menyampaikan kondisi Nenek Subirah kepada petugas Kantor Pos setempat. Wantoro sempat berpikir akan mendapatkan prosedur yang dipersulit namun ternyata petugas Kantor Pos setempat dengan ramah memberikan bantuan secara langsung menghampiri Nenek Subirah. Wantoro juga menyatakan waktu penyerahan juga sudah sangat sore, namun petugas Kantor Pos masih dengan sabar melayani serta bersikap ramah mengurus penyerahan BST kepada Nenek Subirah.

Hal ini senada dengan yang dikatakan Ihwan Sutardiyanta selaku Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia bahwa Pos Indonesia akan selalu berkomitmen melayani masyarakat dengan maksimal untuk penyaluran BST agar dapat berjalan dengan baik dan tuntas sesuai target yang telah ditetapkan Pemerintah.

“Pos Indonesia akan terus melayani dari hati perihal penyerahan BST dengan mengutamakan kepentingan masyarakat Indonesia terutama bagi masyarakat yang memiliki kondisi tertentu baik sakit, lansia maupun berkebutuhan khusus sehingga perlu penanganan khusus.” pungkasnya.