Komitmen Tinggi dalam GRC, Pos Indonesia Bisa Jaga Kinerja Positif
Kehadiran salah satu anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) dalam mengikuti proses penjurian TOP GRC Awards 2022 menjadi bukti komitmen tinggi dari manajemen untuk menegakkan prinsip Governance, Risk, and Compliance (GRC) di perusahaan. Pos Indonesia yang bisnisnya sudah bertransformasi di era disrupsi teknologi ini tak hanya mampu survive, namun lebih dari itu tetap sanggup bertumbuh. Keberhasilan itu tak lepas dari adanya inovasi dengan didukung praktek GRC dalam menjalankan bisnisnya.
Pernyataan tersebut terungkap dalam proses penjurian TOP GRC Awards 2022 yang dilakukan secara virtual, Senin (4/7/2022). Pos Indonesia menghadirkan Ikhsan Baidirus selaku Komisaris Pos Indonesia, Endy PR Abdurrahman sebagai Direktur Keuangan dan Yosef Taufiq Hidayat selaku Kepala Divisi Risk Management, serta tim GRC dari Pos Indonesia lainnya.
Pos Indonesia terpilih menjadi salah satu finalis dalam ajang TOP GRC Awards 2022 yang digelar Majalah TopBusiness berkerja sama dengan lembaga profesional lainnya di bidang GRC. Dalam proses penjurian, tim manajemen Pos Indonesia dapat menjawab pertanyaan dari tim dewan juri dengan lugas dan gamblang.
Yosef Taufiq Hidayat menyebutkan bahwa Pos Indonesia merupakan BUMN tertua di Indonesia karena sudah berusia 276 tahun atau berdiri tahun 1746 dan masih terus beroperasi hingga kini. Pos Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke ini memiliki banyak kantor, selain kantor pusat, ada 6 regional, 43 kantor cabang utama, 4.554 kantor cabang, 76 warehouse (gudang), 1.854 o-ranger, 3.212 agen pos kurir, 54.946 agen pos jasa keuangan, dan semua itu masih terus bertumbuh.
Selain mengandalkan visi-misi perusahaan, Pos Indonesia juga didukung nilai-nilai perusahaan yakni AKHLAK (amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif). Pos Indonesia saat ini memiliki tiga anak usaha yakni PosLogistik, PosProperti, dan PosFin. Juga ada dua badan afiliasi yakni Dapenpos dan Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia (YPBPI), yang menaungi Universitas Logistik Bisnis Internasional (hasil merger Poltekpos dan STIMLOG).
“Ke depan dalam program transformasi 5 tahun, kita tetap ingin menjadi pemenang, mulai dari transformasi bisnis di kurir, logistik, dan fintech. Lalu juga ada transformasi dari physical ke digital. Juga transformasi pelayanan dari manual ke automation. Juga dilakukan transformasi human resource dari resource ke capital melalui digital talent, pay for performance dan talent pool management. Ada tech transformation dari machine ke service. Serta organization transformation dari cost ke commerce. Dan terakhir culture transformation dari behavior menjadi character,” imbuhnya.